Monday, June 8, 2015

Wisata Keluarga ke Padang-Painan, Sumatera Barat

Padang (8/6). Sudah lama sekali blog tak diupdate hehe. Singkat cerita, Bimasena sudah besar memasuki usia 1 tahun 10 bulan. Ini adalah perjalanan perdana kami ke kota Padang, Sumatera Barat dalam rangka tugas negara (negarane kompeni :D). Selasa, 26 Mei 2015, kami mendarat di Minangkabau International Airport.

Weekend pertama di Padang adalah waktu yang sangat kami tunggu untuk menjelajah Sumatera Barat yang menjadi surga dunia bagi seorang traveller karena banyak sekali wisata alam yang ada di tanah Minang ini. Dari browsing di internet mau pun bertanya teman-teman di Padang, susah mencari angkutan umum menuju area wisata di tanah Minangkabau. Lokasi dan jarak juga cukup jauh antar tempat wisata. So, cara paling tepat dan efektif adalah dengan menyewa/rental mobil karena bisa sesuka kita minta diantar langsung menuju lokasi atau sekedar berhenti di jalan menikmati indahnya alam tanah Minangkabau. Kami pun memutuskan untuk menyewa mobil harian dengan tarif 300 ribu rupiah untuk mobil & sopir, belum termasuk BBM. Untuk bensin, kami isi 150 ribu rupiah untuk perjalanan PP Padang- Painan, target wisata kami.

Minggu, 31 Mei 2015, perjalanan kami dimulai. Berangkat sekitar jam 7.30 pagi dari kota Padang, kami menuju pantai Aie Manih (Air Manis) dimana ada batu si Malin Kundang yang menjadi ikon pantai tersebut. Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah kami di Pantai Air Manis. Sebenarnya, pantai Air Manis biasa saja bagi kami. Mungkin karena kami sudah mengunjungi beberapa pantai Indonesia yang lebih indah. Tarif masuk pantai Air Manis sebesar Rp 5.000,- per orang dengan parkir mobil Rp 5.000,- juga. Di hari Minggu, pantai ini terbilang sepi. Apa mungkin kami yang kepagian ya? hehe. Ada beberapa pemuda yang sedang surfing. Kami lihat para pengunjung banyak berkumpul terpusat di sekitar batu si Malin Kundang, karena batu ini lah yang menjadi daya tarik pantai Air Manis. Kami pun menuju kesana. Tampak batu menyerupai seorang manusia yang sedang bersujud dikelilingi bebatuan yang jika dilihat dari kejauhan menyerupai bekas kapal. Sampailah kami di legenda batu si Malin Kundang, cerita dari tanah Minang yang kami dengar di bangku sekolah dasar. Dan kami pun segera mengabadikan foto di Pantai Air Manis.





Tak berlama-lama, 30 menit sudah cukup, kami melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya yaitu pantai Nirwana. Karena keasyikan ngobrol dengan bang Andra (sopir rental), pantai Nirwana jadi kelewat deh...:-(, tapi tak apa, di sepanjang perjalanan masih banyak pantai melimpah dan kami pun singgah di pantai Carolina untuk sarapan pagi. Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah kami di pantai Carolina. Kami dikenakan tarif masuk sebesar Rp 10.000,- per orang, parkir mobil Rp 10.000,-. Pantai Carolona berpasir putih, lebih menarik pantainya jika dibandingkan dengan pantai Air Manis. Kami menyewa tikar dengan sewa Rp 15.000,- sepuasnya. Kami pun memilih spot yang teduh sambil menikmati sarapan pagi. Seorang nelayan mendatangi kami menawarkan jasa perahu jika ingin menyeberang ke pantai pasir, namun kami menolaknya karena kami tidak ingin berlama-lama disini. Kami lihat memang tampak pulau kecil tanpa pepohonan, terlihat seperti gundukan pasir dengan semacam rumah-rumahan kecil sebagai tempat berteduh. Cukup menarik sebenarnya, bermain bersama anak di pulau pasir. Selesai sarapan, main air dan mengambil foto, kami pun melanjutkan perjalanan.




Destinasi selanjutnya adalah jembatan akar. Objek wisata yang terletak di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Dan benar saja, hampir 1 jam perjalanan kami tempuh untuk sampai di lokasi. Sampai dilokasi, kami pun masuk dengan membayar tarif sebesar Rp 5.000,- per orang. Sampailah kami di Jembatan Akar. Jembatan yang terbuat dari akar dua pohon yang saling bertemu. Konon, jembatan ini sudah berumur lebih dari 100 tahun yang 'dibuat' oleh seorang ulama yang ingin menghubungkan dua desa yang terpisah oleh sungai. Air sungainya sangat jernih dan dingin, dengan bebatuan besar yang bagus untuk berfoto-foto. Sejuk terasa sekali suasananya. Puas berfoto-foto, kami pun melanjutkan perjalanan ke destinasi utama kami, yaitu Painan.






Sampai di kota Painan, kami singgah dulu di sebuah masjid untuk shalat lalu mampir sebuah rumah makan Padang untuk makan siang karena perut sudah keroncongan kelaparan :D. Ahh lupa nama rumah makannya, cukup besar dan lokasinya bagus karena dekat pantai. Jika perjalanan menuju pantai carocok, lokasi ada di sebelah kanan jalan. Makan siang sambil menikmati pemandangan pantai membuat kami tak sabar untuk segera sampai di pantai Carocok yang katanya bagus sekali.



Selesai makan, kami pun segera meluncur. Bang Andra membawa kami ke Bukit Langkisau, lokasi yang sangat dekat dari pantai Carocok. Subhanallah.... Waowww indah sekali. Rancak bana! Bukit Langkisau menyuguhkan panorama yang indah sekali. Dari sini, mata kita dimanjakan dengan pemandangan pegunungan, pantai nan indah, birunya samudera hindia yang dihisai dengan pulau-pulaunya. Subhanallah... Wonderful Indonesia!!! Asli kereeen bangettttttt!!!!! Gak percaya? Tak perlu banyak kata-kata, silahkan saja nikmati foto-foto kami, tapi sangat jauh lebih nikmat jika kalian melihatnya sendiri...hehehe














Bukit Langkisau menjadi lokasi olahraga aerosport parahlayang. Di lokasi inilah sering diadakan event perlombaan Parahlayang di Painan. Puasss menikmati dan berfoto ria di bukit Langkisau, kami pun turun untuk menuju pantai Carocok.

Dan sampailah kami di pantai Carocok, Painan. Di pantai ini dibangun jembatan-jembatan yang saling terhubung dengan sebuah pulau kecil. Kita bisa menikmati pemandangan alamnya sambil jalan-jalan santai melewati jembatan. Pantai dengan dua sisi background yang berbeda. Di arah timur menikmati pantai dengan pemandangan perbukitan dengan kabutnya yang membuat sejuk mata, disisi berlawanan menikmati pantai dengan view pulau-pulau dangan hamparan pemandangan samudera hindia yang sangat indah. Objek wisata yang recomended & wajib dikunjungi jika anda jalan-jalan ke kota Padang.




Dari pantai Carocok, kami menyeberang ke pulau Cingkuak menggunakan perahu nelayan dengan tarif Rp 10.000,- per orang sekali jalan. Dan beruntunglah kami saat itu karena hanya kami bertiga penumpangnya, serasa perahu milik kami saja hahaha. Oh iya, perahu nelayan ini melayani sampai jam 6 sore saja untuk kembali ke pantai Carocok. Ini adalah pengalaman pertama bima naik perahu :-).


Tak lama menyeberang, kurang lebih 10 menit, sampailah kami di pulau Cingkuak. Pengunjung sangatlah ramai. Banyak watersport yang ditawarkan mulai dari banana boot, bahkan speed boat pun ada. Pokoknya lengkap untuk destinasi liburan bersama keluarga. Sampai pulau Cingkuak, pertama kami mencari situs sejarah benteng portugis. Dan benar saja, kami menemukannya. Ada bekas bangunan benteng disana, dan sebuah makam juga.




Selesai berfoto-foto di benteng portugis, kami pun segera mencari spot yang tak begitu ramai pengunjung agar lebih santai menikmati keindahan pulau Cingkuak dengan view pantai Carocok dan perbukitan berkabut. Kami menyewa sebuah 'gubuk' kecil dipinggir pantai untuk tempat singgah dengan tarif Rp 15.000,- saja. Dan waktunya mandi di pantai!!! Its family time!!! Mandi di pantai bersama anak sepuasnya, bermain pasir pantai yang putih, dengan pemandangan alam yang luar biasa. Ahhhh segarnyaaa!!! rasanya ingin berlama-lama disini.




Rencananya, kami akan menikmati sunset di pantai Carocok. Namun cuaca tiba-tiba mendung, tampak hujan di sebelah perbukitan. Sepertinya kami akan gagal mendapatkan sunset. Dan benar saja, sirine pun menyala menandakan cuaca memburuk. Para wisatawan diharapkan kembali ke pantai Carocok segera. Dan kami pun bergegas berkemas-kemas untuk kembali menyeberang. Sudah cukuplah berenang bersama anak di pulau Cingkuak. Selesai berkemas, kami pun menyeberang kembali bersama pengunjung lain. Dan benar saja, ditengah perjalanan hujan pun turun. Perahu mengantri untuk menurunkan penumpangnya. Kami pun menuju mobil untuk kembali ke Padang. 

Kegagalan mendapatkan sunset di pantai Carocok sangat kami sayangkan, namun kegagalan itu yang justru membuat kami ingin mengunjungi Painan kembali bersama keluarga besar kami suatu saat nanti. Overall, wisata ke Painan sangat menyenangkan, puasss sekali!! Terimakasih ya Rabb atas karuniaMu... Sampai jumpa lagi Painan!!!



Salam travelling!

Ayah-Bunda Bima



 


Sunday, August 18, 2013

Imunisasi 2

Rabu, 14 Agustus 2013. Aku berkesempatan mengantar Bima ke rumah sakit untuk imunisasi ke 2. Bersama istriku, kami bertiga naik angkutan umum ke rumah sakit. Ini menjadi momen perdana Bima naik angkot, hehe.Saat imunisasi pertama, aku tidak jadi ikut mengantar Bima imunisasi karena sudah ada tante yang mengantar, aku sendiri masuk kantor. Saat itu, di usia 1 minggu, alhamdulillah perkembangan Bima sangat baik. Berat badan Bima langsung naik 150 gram menjadi 2,2 kg dari berat saat lahir 2,05 kg. Panjangnya pun bertambah 4 cm dari 42 cm menjadi 46 cm. Padahal banyak teman-teman yang bilang biasanya berat bayi akan turun terlebih dahulu. Alhamdulillah Bima langsung naik. Syukur alhamdulillah ASI bunda Bima lancar. Imunisasi pertama Bima adalah polio & hepatitis B (Engerix B). Bima sendiri di target naik 1 kg oleh dokter Firman saat imunisasi ke 2-nya.

Sebelum berangkat ke rumah sakit, Bima minum ASI dulu biar kenyang, itu trik kami biar Bima tenang selama naik angkot & imunisasi, hehe. Setelah mendaftar, tibalah saat menimbang berat badan & mengukur panjang badan Bima. Saat yang kami tunggu-tunggu. Aku sendiri mengira bahwa target 1 kg kenaikan berat badan Bima tercapai karena sekarang gendong 15 menit saja sudah terasa pegal :D. Bima pun segera ditimbang... Dan hasilnya adalah... taraaa... Alhamdulillah berat badan Bima sudah 3,6 kg. Amazing! Panjang badan pun bertambah menjadi 51 cm sementara lingkar kepala menjadi 35 cm dari sebelumnya 32 cm. Alhamdulillah.. hasil perjuangan keras bunda Bima dalam memberikan ASI eksklusif yang luar biasa. *Cupp... cium kening buat Bunda Bima, makasih sayang, kamu luar biasa! ^_^. Jika dilihat dari tabel berat badan dan tinggi terhadap umur anak indonesia, Bima masuk dalam persentase 90% standart (usia 1 bln berat 3.7 kg, panjang 48.5 cm), naik 2 kelas dalam sebulan karena sebelumnya Bima berada di persentase 70% (usia 0 bln berat 2.4 kg, panjang 35.5 cm) -Sumber: Direktur Gizi-Departemen Kesehatan RI-

"Anak Bimasena..." panggilan dari seorang suster. Saatnya Bima imunisasi, dokter Firman sudah menanti. Dokter pun memeriksa buku kesehatan anak & bayi. Sambil tersenyum, dokter pu berucap, "bagus ini.. targetnya tercapai ya..". "Iya dok, alhamdulillah.. malah naik 1,4 kg", jawabku. "Minum susu apa?", tanya dokter. Sejenak kami berdua hening terdiam. Haa.. Minum Susu apa? "Di kasih ASI aja dok", jawab istriku. "Kami ingin memberikan ASI ekslusif". Mungkin dokter mengira kami memberikan Formula sebagai susu tambahan. Dari pengalaman orang-orang, Formula memang cukup 'terkenal' membuat bayi menjadi gemuk. Tapi perlu dicatat bahwa gemuk bukan berarti sehat, dan sehat tidak harus gemuk. Jadi pilih mana? Gemuk atau sehat? Kalo saya sendiri lebih pilih sehat, gemuk itu bonus ASI. Sudah terbukti bayi yang minum Formula, meskipun gemuk, lebih sering berobat ke rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang minum ASI.

Dokter pun memeriksa Bima. Imunisasi ke 2 kali ini, dokter memberikan imunisasi hepatitis B (Engerix B) kembali, hanya itu. Jarum suntik disiapkan dan disuntikkan di paha kiri Bima. Seketika Bima pun teriak menangis begitu kencang. Namun tak lama, Bima tenang kembali, bahkan kembali tidur, hehehe. Kali ini, dokter menargetkan kenaikan Bima 700 gram saat imunisasi selanjutnya. Selesai imunisasi kami pun pulang. Alhamdulillah imunisasi berjalan lancar, kami pun pulang dengan penuh bahagia. Tumbuh sehat & cerdas ya nak ya ^_^.

With Love,

Ayah Bima

Monday, August 12, 2013

Bimasena Aryasatya Adiputra

Pamulang (12/8). Jauh sebelum bulan Ramadhan tiba, sudah ada teman kantor maupun teman kost semasa kuliah yang bilang, "pasti nanti namanya pake Ramadhan ya...". Aku jawab dengan senyuman saja. Ya, hari perkiraan lahir (HPL) memang jatuh di bulan Ramadhan, sekitar tanggal 15 july sesuai perkiraan dokter. Namun ternyata, dedek memilih tanggal 1 Ramadhan 1434 H atau 10 July 2013. Setelah dedek lahir pun, banyak orang maupun keluarga yang menyarankan untuk memberi nama 'Ramadhan'. Mulai dari bapak, yang menyarankan diberi nama Ramdhan. Guru ngaji istri pun ikut menyarankan untuk diberi nama Ramadhan, termasuk adik.

Namun, aku dan istri sudah menyiapkan sebuah nama untuk anak laki-laki kami. Nama yang berasal dari bahasa Sanskerta. Tiga kata yang akan menjadi nama bagi ksatria kami:
- Bimasena, artinya panglima perang. Bima adalah seorang tokoh di pewayangan Jawa. Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur, serta mengangap semua orang sama derajatnya. Bima menjadi pelindung bagi keluarga Pandawa. Wayang sendiri menjadi media penyebaran agama Islam di tanah Jawa, dan Pandawa lima menjadi simbol dari 5 rukun Islam dimana Bima adalah simbol rukun Islam ke-2 yaitu shalat.

- Aryasatya, artinya kemuliaan.
- Adiputra, artinya seorang putra dari Nur Adi Nugroho.

Jadilah "Bimasena Aryasatya Adiputra", nama bagi ksatria kecil kami yang artinya seorang ksatria yang mulia putra dari Adi (Nur Adi Nugroho-red). Harapan & doa kami, kelak Bima menjadi seorang anak laki-laki yang memiliki sifat ksatria, gagah berani, kuat, teguh, patuh dan jujur, pelindung bagi keluarganya, penegak sholat dalam kehidupannya, menjadi seorang pemimpin (imam) yang mulia bagi keluarganya & orang lain.



Semoga Allah SWT mengabulkan doa & harapan kami. Aamin ya Rabbal'aalamiin...

Tumbuhlah menjadi anak yang sehat & sholeh yo ngger...:-)




With Love,

Ayah-Bunda Bima



Hoaaammmmm....

Selasa (13/8). Hoaaammm... ngantuk *_*. Bima bangun jam 2 semalam. Pipis, basah yang membuatnya nggak nyaman. Selemas mengganti popok, Bima 'nenen' lagi ke bundanya. Selesai minum ASI, bola mata Bima tak menunjukkan kantuk. Benar, Bima benar-benar tak tidur, ngajak main-main. Aku coba gendong sambil shalawatan, masih belum mau merem. Coba sambil ngaji bacaan surat pendek, masih belum tidur juga. Aku pun melayaninya bermain, sampai aku yang ketiduran, he :p.

Jam tidur-bangun Bima sebenarnya sudah lebih baik sekarang, antara 1,5 - 2 jam. Semalam alhamdulillah Bima baru bangun 2 jam setelah tidurnya sekitar jam 12 malam. 4 hari yang lalu, Bima sempat bangun setiap setengah jam, sampai bundanya kecapek'an, paginya tepar tidur *_*.

Tapi pagi ini, Bima kembali nggak tidur-tidur. Sejak bangun jam 2 malam sampai shubuh masih belum tidur juga. Jam 3.30 sudah nenen lagi dan gak tidur juga selepas minum ASI. Sekitar jam 4.30 nenen lagi. Selesai nenen, bola matanya menampakkan rasa kantuk, kriyep-kriyep :D. Tapi setelah dibaringkan ditempat tidurnya, Bima belum mau tidur juga. Aku shalat subuh sejenak, sementara Bima main-main sendiri. Selepas shalat, aku gendong Bima berharap segera tidur. Namun belum berhasil, Bima malah nangis,hehe. Sepertinya popoknya basah. Aku buka bedongan & popoknya, dan ternyata benar. Bima pipis & pup. Alhamdulillah pupnya lumayan banyak :-). Selesai mengganti popok, aku bangunkan istriku kesekian kalinya, Bima nenen lagi.. Alhamdulillah selesai minum ASI Bima tidur... Waktu menunjukkan pukul 05.59 wib. Alhamduillah Bima bubuk juga...^_^. Dan rasa kantuk ini, aku menikmatinya, di setiap hari demi hari bersamanya selama cuti 2 minggu ini, hanya karena aku ingin selalu bersamamu anakku... Masih ada 6 hari kedepan sebelum senin besok aku sudah harus beraktifitas kembali di kantor. *Cup.. cium kening Bima*

With Love,

Ayah Bima

Sunday, July 21, 2013

He was Born

Rabu, 10 Juli 2013, tepat 1 Ramadhan 1434 H. Sekitar pukul 2 dini hari, aku dibangunkan oleh istriku yang mulai merasakan kontraksi. Sebenarnya kontraksi sudah mulai terasa semalam saat shalat tarawih. Tak berpikir lama, aku siapkan 2 tas perlengkapan lahiran untuk dibawa kerumah sakit yang sudah disiapkan jauh-jauh hari oleh istriku. Mencoba untuk tetap tenang dalam suasana hati yang mulai tegang.

Memasuki pukul 3, rasa nyeri yang dirasakan istriku semakin meningkat. Aku coba mulai telpon pihak rumah sakit. Berkali-kali namun tetap tidak ada yang mengangkat. Mulai terpikir untuk mencari taksi, telepon call centre si burung biru, namun tak ada yang available untuk menjemput. Ku coba telepon taksi sebelah, si Express putih. Memberikanku harapan. Dan ku lihat istriku masih dalam kesakitan menahan nyeri kontraksi.

Sambil menunggu kabar taksi, aku ambil makan untuk sahur. Disaat makan sahur, terdengar suara ringtone handphone, “Ibu Naning calling…”. Feeling seorang ibu, itu yang aku rasakan. “Dah sahur belum?”. Kebiasaan ibu di hari pertama bulan Ramadhan, menelepon anaknya menayakan apakah sudah sahur atau belum.  “Ini lagi sahur bu”, mencoba menjawab tenang. Masih belum ada kabar dari taksi. Selesai makan, gantian aku yang telpon ibu Pasuruan. “Bu, Dian kontraksi. Ini lagi nunggu taksi, pagi ini mau dibawa ke rumah sakit”. Entah apa yang dirasakan ibu waktu itu, mungkin ikut tegang. “Oh iya, gak usah tegang ya..” jawab ibu mencoba membuatku tetap tenang. Aku sendiri tak begitu tahu pasti, ibu menjawab dengan tenang, meski ku yakin ibu dalam kondisi yang sama seperti yang kurasakan. Taksi Express memberi kabar kalau belum ada taksi yang available.

Memasuki pukul 4 pagi. Istriku sudah berganti pakaian, bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. Sementara dari tadi aku coba telpon ke rumah sakit tidak ada yang mengangkat. Spontan aku ambil kamera, menawarkan foto kehamilannya. “Bun.. kalau memang harus lahiran hari ini, mungkin ini momen terakhir kita ambil foto kehamilan bunda sebelum dedek lahir”. Kita memang berencana ambil foto pregnancy tapi belum jadi-jadi,hehe. Sambil menahan sakitnya, istriku pun berpose dengan background tembok kamar seadanya J. Cekrek! Cekrek!


Taksi tak memberi jawaban pasti. Aku ambil inisiatif jemput bola, keluar menuju jalan raya. Alhamdulillah tak lama sesampainya di jalan raya ada taksi Putra yang melintas. “Pak, minta tolong antar ke rumah sakit, sepertinya istri saya mau melahirkan”. Sang sopir pun sigap mempercepat laju taksinya. Taksi hanya bisa berhenti didepan gang jalan depan rumah karena jalan sedang diperbaiki. Bergegas kembali ke rumah, aku bersiap-siap membawa istriku ke rumah sakit. Masih di teras rumah, terdengar adzan subuh berkumandang. Aku pun mengambil wudhu dan shalat subuh dulu dirumah sebentar. Sambil tertatih-tatih, istriku menahan sakit menuju taksi yang sudah menunggu di ujung jalan. Dan taksi pun meluncur segera menuju RSIA Buah Hati Pamulang.

Sekitar pukul 5 lebih 15 menit sampai di rumah sakit. Istriku langsung dibawa ke ruang UGD, segera ditangani oleh bidan. “Ini sudah bukaan 4 pak”. Segera aku infokan ke bidan bahwa kita akan ambil proses kelahiran cesar karena ku tahu ibu bidan akan melakukan penanganan persalinan normal. “Lho.. kenapa operasi pak? Sudah tipis ko’..”. Aku pun menjelaskan alasannya bahwa kita ambil aman mengambil persalinan cesar karena kondisi mata istri yang sudah minus 6, melebihi batas aman untuk persalinan normal yaitu minus 5. Dokter kami pun, yang notabene pro-normal, menyarankan untuk ambil persalinan cesar. Bidan pun segera menelepon sang dokter, dr. Wiropan, SpOG. Sembari menunggu dokter datang, aku selesaikan administrasi persalinan.

Istriku pun dibawa masuk ke ruang operasi. Aku... hanya bisa menunggu sambil berdoa dalam suasana hati yang campur aduk. Perasaan cemas, bahagia, khawatir, tegang.. semua mengeroyokiku seketika. Hanya bisa mencoba tetap tenang dalam doa.

Pukul 06.05 wib, terdengar bunyi tangis bayi dari dalam ruang operasi. Bahagia, namun belum sepenuhnya. Masih menunggu kabar selengkapnya istri & anakku. Akhirnya, seorang suster keluar dari balik pintu, menggendong bayi mungil yang terbalut kain. "Selamat ya pak.. bayinya laki-laki. Silahkan di adzankan & diiqamatkan ya pak, adzan di teliga kana, iqamat di telinga kiri". Alhamdulillah... puji syukur kupanjatkan pada-Mu ya Rabb.. Dengan penuh haru & bahagia, aku pun mengkumandangkan adzan & iqamat di telinga dedek bayi. Setelah selesai, suster langsung membawanya kembali ke ruang perawatan. Dan kini aku kembali menanti. Menanti kabar kondisi istriku pasca operasi cesar.

Tak lama, terlihat istriku terbaring di tempat tidur dengan kaki roda, dibawa keluar menuju ruang pemulihan. Aku pun segera menemuinya. Ku lihat senyum bahagia di wajah cantiknya. "Alhamdulillah...." sambil ku kecup keningnya. Bahagia tak terkira dalam bola mata yang berkaca. "Dedek dah lahir sayang..:-)". Tak lama, seorang dokter anak datang membawa dedek bayi untuk melakukan IMD, inisiasi menyusui dini. Dedek bayi pun diletakkan di bawah dada ibunya. Perlahan tapi pasti dedek bayi bergerak mencari-cari puting susu. Proses IMD ini berjalan sekitar 15 menit hingga akhirnya dedek bayi berhasil menemukan puting susu ibunya. Bahagianya hati kami. Alhamdulillah target IMD yang kami inginkan terlaksana dengan baik. Dedek bayi mendapatkan kolostrum dari air susu ibunya yang hanya bisa didapatkan sekali dalam seumur hidupnya, yaitu pasca proses melahirkan. Penting bagi kami, karena kolostrum ini akan memberikan imun & kekebalan tubuh bagi si bayi dalam pertumbuhannya kedepan. Untuk target kami selanjutnya adalah memberikan ASI eksklusif 6 bulan kedepan hingga usia 2 tahun nantinya.

Alhamdulillahirabbil'alamin... lengkaplah sudah kebahagiaan kami dengan kehadiran sang buah hati. Terimakasih ya Allah atas anugerah terindah yang Engkau berikan kepada kami di bulan suci Ramadhan tahun ini. 1 Ramadhan 1434 H, telah lahir bayi laki-laki dengan berat 2,05 kilogram, panjang 42 cm. Bayi itu bernama "Bimasena Aryasatya Adiputra".




With love,

Ayah-Bunda Bima


Tuesday, July 10, 2012

The Wedding of DNA

Tiada kata terlambat karena memang sudah terlambat,hehe, dah lama banget gak di update blognya :p. Maka dari itulah, kami tetap menyampaikan terimakasih kami especially to Allah SWT atas segala rahmat & ridho-Nya. Alhamdulillahirabbil'alamin proses walimatul 'urusy terlaksana dengan baik. Terimakasih untuk kedua Ibunda & Ayahanda atas doa & restunya bagi kami, keluarga kami yang telah membantu terlaksananya resepsi pernikahan kami baik di Pasuruan maupun Kebumen. Serta teman-teman & tamu undangan yang telah berkenan hadir & mendoakan kami. Mohon doanya selalu agar kami bisa membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah & selalu mendapat barakah & ridho dari Allah SWT. Amin..

Resepsi Pasuruan {12.11.11}



Resepsi Kebumen {20.11.2011}



Dan terimakasih atas kehadiran teman-teman semuwa...:)

# Smansa Pasuruan :



# SceN-STIKI :



# Six Sense :



# Electric Weekend :



# Smunsa Kebumen :



# WK'ers & STT Telkom :



Special Thank to bro n sis Riris, Wike, Alfath, & Hasan yang udah jadi Pagar Bagus & Ayu ya ;)