Monday, June 8, 2015

Wisata Keluarga ke Padang-Painan, Sumatera Barat

Padang (8/6). Sudah lama sekali blog tak diupdate hehe. Singkat cerita, Bimasena sudah besar memasuki usia 1 tahun 10 bulan. Ini adalah perjalanan perdana kami ke kota Padang, Sumatera Barat dalam rangka tugas negara (negarane kompeni :D). Selasa, 26 Mei 2015, kami mendarat di Minangkabau International Airport.

Weekend pertama di Padang adalah waktu yang sangat kami tunggu untuk menjelajah Sumatera Barat yang menjadi surga dunia bagi seorang traveller karena banyak sekali wisata alam yang ada di tanah Minang ini. Dari browsing di internet mau pun bertanya teman-teman di Padang, susah mencari angkutan umum menuju area wisata di tanah Minangkabau. Lokasi dan jarak juga cukup jauh antar tempat wisata. So, cara paling tepat dan efektif adalah dengan menyewa/rental mobil karena bisa sesuka kita minta diantar langsung menuju lokasi atau sekedar berhenti di jalan menikmati indahnya alam tanah Minangkabau. Kami pun memutuskan untuk menyewa mobil harian dengan tarif 300 ribu rupiah untuk mobil & sopir, belum termasuk BBM. Untuk bensin, kami isi 150 ribu rupiah untuk perjalanan PP Padang- Painan, target wisata kami.

Minggu, 31 Mei 2015, perjalanan kami dimulai. Berangkat sekitar jam 7.30 pagi dari kota Padang, kami menuju pantai Aie Manih (Air Manis) dimana ada batu si Malin Kundang yang menjadi ikon pantai tersebut. Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah kami di Pantai Air Manis. Sebenarnya, pantai Air Manis biasa saja bagi kami. Mungkin karena kami sudah mengunjungi beberapa pantai Indonesia yang lebih indah. Tarif masuk pantai Air Manis sebesar Rp 5.000,- per orang dengan parkir mobil Rp 5.000,- juga. Di hari Minggu, pantai ini terbilang sepi. Apa mungkin kami yang kepagian ya? hehe. Ada beberapa pemuda yang sedang surfing. Kami lihat para pengunjung banyak berkumpul terpusat di sekitar batu si Malin Kundang, karena batu ini lah yang menjadi daya tarik pantai Air Manis. Kami pun menuju kesana. Tampak batu menyerupai seorang manusia yang sedang bersujud dikelilingi bebatuan yang jika dilihat dari kejauhan menyerupai bekas kapal. Sampailah kami di legenda batu si Malin Kundang, cerita dari tanah Minang yang kami dengar di bangku sekolah dasar. Dan kami pun segera mengabadikan foto di Pantai Air Manis.





Tak berlama-lama, 30 menit sudah cukup, kami melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya yaitu pantai Nirwana. Karena keasyikan ngobrol dengan bang Andra (sopir rental), pantai Nirwana jadi kelewat deh...:-(, tapi tak apa, di sepanjang perjalanan masih banyak pantai melimpah dan kami pun singgah di pantai Carolina untuk sarapan pagi. Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah kami di pantai Carolina. Kami dikenakan tarif masuk sebesar Rp 10.000,- per orang, parkir mobil Rp 10.000,-. Pantai Carolona berpasir putih, lebih menarik pantainya jika dibandingkan dengan pantai Air Manis. Kami menyewa tikar dengan sewa Rp 15.000,- sepuasnya. Kami pun memilih spot yang teduh sambil menikmati sarapan pagi. Seorang nelayan mendatangi kami menawarkan jasa perahu jika ingin menyeberang ke pantai pasir, namun kami menolaknya karena kami tidak ingin berlama-lama disini. Kami lihat memang tampak pulau kecil tanpa pepohonan, terlihat seperti gundukan pasir dengan semacam rumah-rumahan kecil sebagai tempat berteduh. Cukup menarik sebenarnya, bermain bersama anak di pulau pasir. Selesai sarapan, main air dan mengambil foto, kami pun melanjutkan perjalanan.




Destinasi selanjutnya adalah jembatan akar. Objek wisata yang terletak di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Dan benar saja, hampir 1 jam perjalanan kami tempuh untuk sampai di lokasi. Sampai dilokasi, kami pun masuk dengan membayar tarif sebesar Rp 5.000,- per orang. Sampailah kami di Jembatan Akar. Jembatan yang terbuat dari akar dua pohon yang saling bertemu. Konon, jembatan ini sudah berumur lebih dari 100 tahun yang 'dibuat' oleh seorang ulama yang ingin menghubungkan dua desa yang terpisah oleh sungai. Air sungainya sangat jernih dan dingin, dengan bebatuan besar yang bagus untuk berfoto-foto. Sejuk terasa sekali suasananya. Puas berfoto-foto, kami pun melanjutkan perjalanan ke destinasi utama kami, yaitu Painan.






Sampai di kota Painan, kami singgah dulu di sebuah masjid untuk shalat lalu mampir sebuah rumah makan Padang untuk makan siang karena perut sudah keroncongan kelaparan :D. Ahh lupa nama rumah makannya, cukup besar dan lokasinya bagus karena dekat pantai. Jika perjalanan menuju pantai carocok, lokasi ada di sebelah kanan jalan. Makan siang sambil menikmati pemandangan pantai membuat kami tak sabar untuk segera sampai di pantai Carocok yang katanya bagus sekali.



Selesai makan, kami pun segera meluncur. Bang Andra membawa kami ke Bukit Langkisau, lokasi yang sangat dekat dari pantai Carocok. Subhanallah.... Waowww indah sekali. Rancak bana! Bukit Langkisau menyuguhkan panorama yang indah sekali. Dari sini, mata kita dimanjakan dengan pemandangan pegunungan, pantai nan indah, birunya samudera hindia yang dihisai dengan pulau-pulaunya. Subhanallah... Wonderful Indonesia!!! Asli kereeen bangettttttt!!!!! Gak percaya? Tak perlu banyak kata-kata, silahkan saja nikmati foto-foto kami, tapi sangat jauh lebih nikmat jika kalian melihatnya sendiri...hehehe














Bukit Langkisau menjadi lokasi olahraga aerosport parahlayang. Di lokasi inilah sering diadakan event perlombaan Parahlayang di Painan. Puasss menikmati dan berfoto ria di bukit Langkisau, kami pun turun untuk menuju pantai Carocok.

Dan sampailah kami di pantai Carocok, Painan. Di pantai ini dibangun jembatan-jembatan yang saling terhubung dengan sebuah pulau kecil. Kita bisa menikmati pemandangan alamnya sambil jalan-jalan santai melewati jembatan. Pantai dengan dua sisi background yang berbeda. Di arah timur menikmati pantai dengan pemandangan perbukitan dengan kabutnya yang membuat sejuk mata, disisi berlawanan menikmati pantai dengan view pulau-pulau dangan hamparan pemandangan samudera hindia yang sangat indah. Objek wisata yang recomended & wajib dikunjungi jika anda jalan-jalan ke kota Padang.




Dari pantai Carocok, kami menyeberang ke pulau Cingkuak menggunakan perahu nelayan dengan tarif Rp 10.000,- per orang sekali jalan. Dan beruntunglah kami saat itu karena hanya kami bertiga penumpangnya, serasa perahu milik kami saja hahaha. Oh iya, perahu nelayan ini melayani sampai jam 6 sore saja untuk kembali ke pantai Carocok. Ini adalah pengalaman pertama bima naik perahu :-).


Tak lama menyeberang, kurang lebih 10 menit, sampailah kami di pulau Cingkuak. Pengunjung sangatlah ramai. Banyak watersport yang ditawarkan mulai dari banana boot, bahkan speed boat pun ada. Pokoknya lengkap untuk destinasi liburan bersama keluarga. Sampai pulau Cingkuak, pertama kami mencari situs sejarah benteng portugis. Dan benar saja, kami menemukannya. Ada bekas bangunan benteng disana, dan sebuah makam juga.




Selesai berfoto-foto di benteng portugis, kami pun segera mencari spot yang tak begitu ramai pengunjung agar lebih santai menikmati keindahan pulau Cingkuak dengan view pantai Carocok dan perbukitan berkabut. Kami menyewa sebuah 'gubuk' kecil dipinggir pantai untuk tempat singgah dengan tarif Rp 15.000,- saja. Dan waktunya mandi di pantai!!! Its family time!!! Mandi di pantai bersama anak sepuasnya, bermain pasir pantai yang putih, dengan pemandangan alam yang luar biasa. Ahhhh segarnyaaa!!! rasanya ingin berlama-lama disini.




Rencananya, kami akan menikmati sunset di pantai Carocok. Namun cuaca tiba-tiba mendung, tampak hujan di sebelah perbukitan. Sepertinya kami akan gagal mendapatkan sunset. Dan benar saja, sirine pun menyala menandakan cuaca memburuk. Para wisatawan diharapkan kembali ke pantai Carocok segera. Dan kami pun bergegas berkemas-kemas untuk kembali menyeberang. Sudah cukuplah berenang bersama anak di pulau Cingkuak. Selesai berkemas, kami pun menyeberang kembali bersama pengunjung lain. Dan benar saja, ditengah perjalanan hujan pun turun. Perahu mengantri untuk menurunkan penumpangnya. Kami pun menuju mobil untuk kembali ke Padang. 

Kegagalan mendapatkan sunset di pantai Carocok sangat kami sayangkan, namun kegagalan itu yang justru membuat kami ingin mengunjungi Painan kembali bersama keluarga besar kami suatu saat nanti. Overall, wisata ke Painan sangat menyenangkan, puasss sekali!! Terimakasih ya Rabb atas karuniaMu... Sampai jumpa lagi Painan!!!



Salam travelling!

Ayah-Bunda Bima



 


1 comment: